Selasa, 06 Januari 2009

Makalah Puasa

MUQADDIMAH

Artinya: Diriwayatkan dari Anas ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Apabila ada sesuatu dari urusan duniamu, maka kamu lebih tahu tentang hal itu. Jika ada urusan dienmu, maka akulah tempat kembalinya ( ikuti aku ). ( H.R Ahmad).

Artinya : Dirwayatkan dari 'Aisyah ra : Rasulullah saw. telah bersabda : Barangsiapa melakukan perbuatan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak ( tidak diterima). Dan dalam riwayat lain: Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perintah kami ini yang bukan dari padanya, maka ia tertolak. Sementara dalam riwayat lain : Barangsiapa yang berbuat sesuatu urusan yang lain daripada perintah kami, maka ia tertolak.
(HR.Ahmad. Bukhary dan Abu Dawud).

Kandungan dua hadits shahih di atas menerangkan dengan jelas dan tegas bahwa segala perbuatan, amalan-amalan yang hubungannya dengan dien/syari'at terutama dalam masalah ubudiyah wajib menurut panduan dan petunjuk yang telah digariskan oleh Rasulullah saw. Tidak boleh ditambah dan/atau dikurangi meskipun menurut fikiran seolah-olah lebih baik. Diantara cara syaitan menggoda ummat Islam ialah membisikkan suatu tambahan dalam urusan Dien. Sayangnya, perkara ini dianggap soal sepele, enteng dan remeh. Padahal perbuatan seperti itu adalah merupakan suatu kerusakan yang amat fatal dan berbahaya.

Sabda Rasul saw. :
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, katanya : Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. berkhutbah kepada manusia pada waktu haji Wada' . Maka beliau bersabda : Sesungguhnya Syaithan telah berputus asa ( dalam berusaha ) agar ia disembah di bumimu ini. Tetapi ia ridha apabila ( bisikannya) ditaati dalam hal selain itu; yakni suatu amalan yang kamu anggap remeh dari amalan-amalan kamu, berhati-hatilah kamu sekalian. Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu , yangjika kamu berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya. Yaitu: Kitab Allah dan sunnah NabiNya. " ( HR. Hakim ).

Dengan demikian dapat difahami bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap provokasi setan untuk beramal dengan menyalahi tuntunan Nabi sekalipun hal itu nampak remeh. "Diriwayatkan dari Ghudwahaif bin Al-Harits ra: ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. : Setiap suatu kaum mengadakan Bid'ah, pasti saat itu diangkat (dihilangkan ) sunnah semisalnya. Maka berpegang teguh kepda sunnah itu lebih baik daripada mengadakan bid'ah" ( HR. Ahmad ).

Jadi, ketika amalan bid'ah ditimbulkan betapapun kecilnya, maka pada saat yang sama Sunnah telah dimusnahkan. Pada akhirnya lama kelamaan yang nampak dalam dien ini hanyalah perkara bid'ah sedangkan yang Sunnah dan original telah tertutup. Pada saat itulah ummat Islam akan menjadi lemah dan dikuasai musuh.
Insya Allah tak lama lagi kita akan menyambut kedatangan Ramadhan,dalam bulan yang penuh berkat ini kita diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan
sebulan penuh , yang mana hal tersebut merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Karenanya hal tersebut amat penting. Berkaitan dengan hal diatas, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menunaikan ibadah puasa ini sesempurna mungkin , benar-benar bebas dari bid'ah sesuai dengan panduan yang telah digariskan oleh Rasulullah saw.

Untuk keperluan itulah dalam risalah yang sederhana ini diterangkan beberapa hal yang berkaitan dengan amaliah puasa Ramadhan, zakat fithrah, dan Shalat 'Ied
berdasarkan Nash-nash yang Shariih ( jelas ). Dalil - dalil dan KESIMPULAN dibuat agar mudah difahami antara hubungan amal dengan dalilnya. Dan -tak ada gading yang tak retak- kata pepatah, sudah barang tentu risalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk menuju kesempurnaannya bantuan dari pemakai amat diharapkan. Semoga risalah ini diterima oleh Allah sebagai Amal Shalih yang bermanfaat terutama di akhirat nanti. Amien.

I. MASYRU'IYAT DAN MATLAMAT PUASA RAMADHAN.

1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "( QS Al-Baqarah : 183 ).

2. "Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil ), karena itu barangsiapa diantara kamu menyaksikan (masuknya bulan ini ), maka hendaklah ia puasa... " ( Al-Baqarah
: 185).

3. " Telah bersabda Rasulullah saw. : Islam didirikan di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad ituadalah
utusan Allah. Mendirikan Shalat Mengeluarkan Zakat puasa di bulan Ramadhan Menunaikan haji ke Ka'bah. ( HR.Bukhari Muslim ).

4. "Diriwayatkan dari Thalhah bin ' Ubaidillah ra. : bahwa sesungguhnya ada seorang bertanya kepada Nabi saw. : ia berkata : Wahai Rasulullah beritakan
kepadaku puasa yang diwajibkan oleh Allah atas diriku. Beliau bersabda : puasa Ramadhan. Lalu orang itu bertanya lagi : Adakah puasa lain yang diwajibkan atas
diriku ?. Beliau bersabda : tidak ada, kecuali bila engkau puasa Sunnah. ".

KESIMPULAN : Dari ayat-ayat dan hadits-hadits diatas, kita dapat mengambil pelajaran :

1. puasa Ramadhan hukumnya Fardu ‘Ain ( dalil 1, 2, 3 dan 4 ).
2. puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan (dalil no 1).


II. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA

1. Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : Ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya ( tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).

2. "Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata : Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. ketika Utbah
melihatnya ia merasa takut padanya, maka ia diam. Ia berkata: maka ia menerangkan tentang puasa Ramadhan ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda tentang bulan Ramadhan: Di bulan Ramadhan ditutup seluruh pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini Setan dibelenggu. Selanjutnya ia berkata : Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru : Wahai orang yang selalu mencari/ beramal kebaikan bergembiralah anda, dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah ( dari perbuatan jahat) . Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadhan." (Riwayat Ahmad dan Nasai )

3. " Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Shalat Lima waktu, Shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya, adalah menutup dosa-dosa (kecil) yang diperbuat diantara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi." ( H.R.Muslim)

4. "Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: puasa dan Qur'an itu memintakan syafa’at seseorang hamba di hari
Kiamat nanti. puasa berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk
memintakan syafa'at baginya. Dan berkata pula AL-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari ( karena membacaku ), maka berilah aku
hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memmintakan syafaat." ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).

5. "Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan".
Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang puasa? ( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu,
maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).

6. Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang ( HR.Bukhary
Muslim).

KESIMPULAN : Kesemua Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya :

1. Bulan Ramadhan adalah:
• Bulan yang penuh Barakah.
• Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
• Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
• Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
• Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. (dalil 1 & 2).

2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
• Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
• Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
• Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah. ( dalil 3, 4, 5 dan 6).

III. CARA MENETAPKAN AWAL DAN AKHIR BULAN

1. "Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. beliau berkata : Manusia sama melihat Hilal (bulan sabit), maka akupun mengabarkan hal itu kepada Rasululullah saw. Saya
katakan : sesungguhnya saya telah melihat Hilal. Maka beliau saw. puasa dan memerintahkan semua orang agar puasa." ( H.R Abu Dawud, Al-Hakim dan Ibnu Hibban).(Hadits Shahih).

2. "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: Mulailah puasa karena melihat ru'yah dan berbukalah ( akhirilah puasa
Ramadhan ) dengan melihat ru'yah. Apabila awan menutupi pandanganmu, maka sempurnakanlah bulan Sya'ban selama Tiga Puluh hari. "( HR. Bukhary
Muslim).

KESIMPULAN
• Menetapkan awal dan akhir bulan Ramadhan dengan melihat ru'yah, meskipun bersumber dari laporan seseorang, yag penting adil ( dapat dipercaya ).
• Jika bulan sabit ( Hilal ) tidak terlihat karena tertutup awan, misalnya, maka bilangan bulan Sya'ban digenapkan menjadi Tiga Puluh hari. ( dalil 1 dan 2).
• Pada dasarnya ru'yah yang dilihat oleh penduduk di suatu negara, berlaku untuk seluruh dunia. Hal ini akan berlaku jika Khilafah ' Ala Minhaajinnabiy sudah tegak ( dalil 2 ).
• Selama khilafah belum tegak, untuk menghindarkan meluasnya perbedaan pendapat ummat Islam tentang hal ini, sebaiknya ummat Islam mengikuti ru'yah yag nampak di negeri masing-masing. ( ini hanya pendapat sebagian ulama).

IV. RUKUN PUASA

1. "... dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam...( AL-Baqarah :187).

2. "Adiy bin Hatim berkata : Ketika turun ayat ; artinya (...hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam...), lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu akau simpan dibawah bantalku. Maka pada waktu malam saya amati, tetapi tidak tampak jelas, maka saya pergi menemui Rasulullah saw. Dan saya ceritakan hal ini kepada beliau. Beliapun bersabda: Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar). " ( H.R. Bukhary Muslim).

3. "Allah Ta'ala berfirman : " Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan untukNya " ( Al-Bayyinah :5)

4. "Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat, dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkan." ( H.R
Bukhary dan Muslim).

5. "Diriwayatkan dari Hafshah , ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. : Barangsiapa yang tidak beniat (puasa Ramadhan) sejak malam, maka tidak ada puasa
baginya ." (HR. Abu Dawud) Hadits Shahih.

KESIMPULAN:
Keterangan ayat dan hadit di atas memberi pelajaran kepada kita bahawa rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut :
a. Berniat sejak malam hari ( dalil 3,4 dan 5).
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan isteri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari ( Maghrib), ( dalil 1 dan 2).

V. YANG DIWAJIBKAN PUASA RAMADHAN.

1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian untuk puasa, sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa. " ( Al-Baqarah : 183)

2. "Diriwayatkan dari Ali ra., ia berkata : Sesungguhnya nabi saw telah bersabda : telah diangkat pena ( kewajiban syar'i/ taklif) dari tiga golongan .
- Dari orang gila sehingga dia sembuh - dari orang tidur sehingga bangun - dari anak-anak sampai ia bermimpi / dewasa." ( H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan
Tirmidzi).

KESIMPULAN
Keterangan di atas mengajarkan kepada kita bahwa : yang diwajibkan puasa Ramadhan adalah: setiap orang beriman baik lelaki maupun wanita yang sudah
baligh/dewasa dan sehat akal /sadar.

VI. YANG DILARANG PUASA

1. "Diriwayatkan dari 'Aisyah ra. ia berkata : Disaat kami haidh di masa Rasulullah saw, kami dilarang puasa dan diperintahkan mengqadhanya, dan kami tidak
diperintah mengqadha Shalat "( H.R Bukhary Muslim).

KESIMPULAN
Keterangan di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

VII. YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN

1. "(Masa yang diwajibkan kamu puasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur'an, menjadi pertunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi
keterangan-keterangan yang menjelaskan pertunjuk, dan (menjelaskan) antara yang haq dengan yang bathil. Karenanya, siapa saja dari antara kamu yang
menyaksikan anak bulan Ramadhan (atau mengetahuinya), maka hendaklah ia puasa di bulan itu; dan siapa saja yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah ia
berbuka, kemudian wajiblah ia puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (Dengan ketetapan yang demikian itu) Allah menghendaki
kamu beroleh kemudahan, dan Ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. Dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadhan), dan
supaya kamu membesarkan Allah karena mendapat pertunjukNya, dan supaya kamu bersyukur." ( Al-Baqarah:185.)

2. "Diriwayatkan dari Mu'adz , ia berkata : Sesungguhnya Allah swt telah mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat ( dalam surat
AL-Baqarah : 183-184), maka pada saat itu barangsiapa mau puasa dan barangsiapa mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima. Kemudian Allah menurunkan ayat lain ( AL-Baqarah : 185), maka ditetapkanlah kewajiban puasa bagi setiap orang yang mukim dan sehat dan diberi rukhsah ( keringanan) untuk orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang misikin bagi oran yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa. " ( HR. Ahmad, Abu Dawud, AL-Baihaqi dengan sanad shahih).

3. "Diriwayatkan dari Hamzah Al-Islamy : Wahai Rasulullah, aku dapati bahwa diriku kuat untuk puasa dalam safar, berdosakah saya ? Maka beliau bersabda :
hal itu adalah merupakan kemurahan dari Allah Ta'ala, maka barangsiapa yang menggunakannya maka itu suatu kebaikan dan barangsiapa yang lebih suka untuk terus puasa maka tidak ada dosa baginya " ( H.R.Muslim)

4. "Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata : Kami bepergian bersama Rasulullah saw. ke Makkah, sedang kami dalam keadaan puasa. Selanjutnya ia
berkata : Kami berhenti di suatu tempat. Maka Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kamu sekalian sudah berada ditempat yang dekat dengan musuh kalian,
dan berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu. Ini merupakan rukhsah, maka diantara kami ada yang masih puasa dan ada juga yang berbuka. Kemudian kami berhenti di tempat lain. Maka beliau juga bersabda: Sesungguhnya besok kamu akan bertemu musuh, berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu sekalian,maka berbukalah. Maka ini merupakan kemestian, kamipun semuanya berbuka. Selanjutnya bila kami bepergian beserta Rasulullah saw. kami puasa ." ( H.R Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

5. "Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata : Pada suatu hari kami pergi berperang beserta Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Diantara kami ada
yang puasa dan diantara kami ada yang berbuka . Yang puasa tidak mencela yang berbuka ,dan yang berbuka tidak mencela yang puasa. Mereka berpendapat bahwa siapa yang mendapati dirinya ada kekuatan lalu puasa, hal itu adalah baik dan barangsiapa yang mendapati dirinya lemah lalu berbuka,maka hal ini juga baik"
(HR. Ahmad dan Muslim)

6. "Dari Jabir bin Abdullah : Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pergi menuju ke Makkah pada waktu fathu Makkah, beliau puasa sampai ke Kurraa’il Ghamiim dan semua manusia yang menyertai beliau juga puasa. Lalu dilaporkan kepada beliau bahwa manusia yang menyertai beliau merasa berat , tetapi mereka tetap
puasa karena mereka melihat apa yang tuan amalkan (puasa). Maka beliau meminta segelas air lalu diminumnya. Sedang manusia melihat beliau, lalu
sebagian berbuka dan sebagian lainnya tetap puasa. Kemudian sampai ke telinga beliau bahwa masih ada yang nekad untuk puasa. Maka beliaupun bersabda : mereka itu adalah durhaka." (HR.Tirmidzy).

7. "Ucapan Ibnu Abbas : wanita yang hamil dan wanita yang menyusui apabila khawatir atas kesehatan anak-anak mereka, maka boleh tidak puasa dan cukup
membayar fidyah memberi makan orang miskin " ( Riwayat Abu Dawud ). Shahih

8. "Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar: Bahwa sesungguhnya istrinya bertanya kepadanya ( tentang puasa Ramadhan ), sedang ia dalam keadaan hamil. Maka
ia menjawab : Berbukalah dan berilah makan sehari seorang miskin dan tidak usah mengqadha puasa ." (Riwayat Baihaqi) Shahih.

9. "Diriwayatkan dari Sa'id bin Abi 'Urwah dari Ibnu Abbas beliau berkata : Apabila seorang wanita hamil khawatir akan kesehatan dirinya dan wanita yang
menyusui khawatir akan kesehatan anaknya jika puasa Ramadhan. Beliau berkata : Keduanya boleh berbuka (tidak puasa ) dan harus memberi makan sehari seorang miskin dan tidak perlu mengqadha puasa" (HR.Ath-Thabari dengan sanad shahih di atas syaratMuslim , kitab AL-irwa jilid IV hal 19).

KESIMPULAN: Pelajaran yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah : Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
1. Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
2. Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena:
1. Umurnya sangat tua dan lemah.
2. Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
3. Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
4. Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
5. Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan. ( dalil 2,7,8 dan 9).

VIII HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

1. "...dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam (fajar ), kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam..." ( Al-Baqarah : 187).

2. "Dari Abu Hurairah ra.: bahwa sesungguhnya nabi saw. telah bersabda : Barangsiapa yang terlupa, sedang dia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya. Hal itu karena sesungguhnya Allah hendak memberinya karunia makan dan minum " (Hadits Shahih, riwayat Al-Jama'ah kecuali An-Nasai).

3. Dari Abu Hurairah ra. bahwa sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : Barang siapa yang muntah dengan tidak sengaja, padahal ia sedang puasa - maka tidak wajib qadha ( puasanya tetap sah ), sedang barang siapa yang berusaha sehinggga muntah dengan sengaja, maka hendaklah ia mengqadha ( puasanya batal ). ( H.R : Abu Daud dan At-Tirmidziy )

4. Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata : Disaat kami berhaidh ( datang bulan ) dimasa Rasulullah saw. kami dilarang puasa dan diperintah untuk mengqadhanya
dan kami tidak diperintah untuk mengqadha shalat. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

5. Diriwayatkan dari Hafshah, ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa ( Ramadhan ) sejak malam, maka tidak ada
puasa baginya. ( H.R : Abu Daud ) hadits shahih.

6. Telah bersabda Rasulullah saw: Bahwa sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

7. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah saya terlanjur menyetubuhi istri saya (di siang hari) padahal saya dalam keadaan puasa ( Ramadhan ), maka Rasulullah saw bersabda : Punyakah kamu seorang budak untuk dimerdekakan ? Ia menjawab : Tidak. Rasulullah saw bersabda : Mampukah kamu puasa dua bulan berturut-turut ? Lelaki itu menjawab : Tidak. Beliau
bersabda lagi : Punyakah kamu persediaan makanan untuk memberi makan enam puluh orang miskin ? Lelaki itu menjawab : Tidak. Lalu beliau diam, maka ketika kami dalam keadaan semacam itu, Rasulullah datang dengan membawa satu keranjang kurma, lalu bertanya : dimana orang yang bertanya tadi ? ambilah
kurma ini dan shadaqahkan dia. Maka orang tersebut bertanya : Apakah kepada orang yang lebih miskin dari padaku ya Rasulullah ? Demi Allah tidak ada diantara
sudut-sudutnya ( Madinah ) keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku. Maka Nabi saw. lalu tertawa sampai terlihat gigi serinya kemudian bersabda :
Ambillah untuk memberi makan keluargamu. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas menerangkan kepada kita bahwa hal-hal yang dapat membatalkan puasa ( Ramadhan ) ialah sbb :
• Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil : 2 )
• Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil :3 )
• Pada siang hari terdetik niat untuk berbuka. (dalil : 5 dan 6 )
• Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.( dalil : 7 )
• Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib ).( dalil : 4 )

IX. HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA.

1. Diriwayatkan dari Aisyah ra Bahwa sesungguhnya Nabi saw. dalam keadaan junub sampai waktu Shubuh sedang beliau sedang dalam keadaan puasa, kemudian mandi. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

2. Diriwayatkan dari Abi Bakar bin Abdurrahman, dari sebagian sahabat-sahabat Nabi saw. ia berkata kepadanya : Dan sungguh telah saya lihat Rasulullah saw. menyiram air di atas kepala beliau padahal beliau dalam keadaan puasa karena haus dan karena udara panas. ( H.R : Ahmad, Malik dan Abu Daud )

3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa sesungguhnya Nabi saw berbekam sedang beliau dalam keadaan puasa. (H.R : Al-Bukhary ) .

4. Diriwayatkan dari Aisyah ra Adalah Rasulullah saw mencium ( istrinya ) sedang beliau dalam keadaan puasa dan menggauli dan bercumbu rayu dengan istrinya (
tidak sampai bersetubuh ) sedang beliau dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling kuat menahan birahinya. ( H.R : Al-Jama'ah kecuali
Nasa'i) hadits shahih.

5. Diriwayatkan dari Abdullah bin Furuuj : Bahwa sesungguhnya ada seorang wanita bertanya kepada Ummu Salamah ra. Wanita itu berkata : Sesungguhnya suami saya mencium saya sedang dia dan saya dalam keadaan puasa, bagaimana pendapatmu ? Maka ia menjawab : Adalah Rasulullah r pernah mencium saya sedang beliau dan saya dalam keadaan puasa. ( H.R : Aththahawi dan Ahmad dengan sanad yang baik dengan mengikut syarat
Muslim ).

6. Diriwayatkan dari Luqaidh bin Shabrah : Sesungguhnya Nabi saw bersabda : Apabila kamu beristinsyaaq ( menghisap air ke hidung )
keraskan kecuali kamu dalam keadaan puasa. ( H.R :Ashhabus Sunan )

7. Perkataan ibnu Abbas : Tidak mengapa orang yang puasa mencicipi cuka dan sesuatu yang akan dibelinya ( Ahmad dan Al-Bukhary ).

KESIMPULAN
Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa hal-hal tersebut di bawah ini bila diamalkan tidak membatalkan puasa :
1. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
2. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh. (dalil : 1 )
3. Berbekam pada siang hari. ( dalil : 3 )
4. Mencium, menggauli, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari.( dalil 4 dan 5 )
5. Beristinsyak ( menghirup air kedalam hidung )terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya. ( dalil : 6 )
6. Disuntik di siang hari.
7. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.(dalil :7)

ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN.

1. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab ra. telah bersabda Rasulullah saw: Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang
matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh berbuka. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

2. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : Manusia ( ummat Islam ) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan
(menyegerakan) berbuka. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

3. Diriwayatakan dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah ) sebelum shalat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk. ( H.R : Abu Daud dan Al-Hakiem )

4. Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu puasa hendaklah berbuka dengan
kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi )

5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar : Adalah Nabi saw. selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala
tetap ada Insya Allah. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan )

6. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang ). ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

7. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah. (H.R :
Al-Bukhary )

8. Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah. ( H.R : An-Nasa'i )

9. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit t berkata : Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh ). saya berkata :
Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahur dan waktu Shubuh )?Ia berkata : Selama orang membaca limapuluh ayat. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

10. Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi )

11. Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia
menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur )daripadanya. (H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )

12. Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau bertanya : Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ? Beliau r.a menjawab : ya, lalu ia meminumnya. ( H.R Ibnu Jarir )

13. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata :Adalah Rasulullah saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika
Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan( cepat berbuat kebaikan ) daripada angin yang dikirim.(HR Al-Bukhary )

14. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata :Adalah Rasulullah saw. menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan
secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )

15. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi saw. apabila memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam (
untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar beribadah ) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli istrinya ). ( H.R : Al-Bukhary dan
Muslim )

16. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw. bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R : Muslim )

17. Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah ra: Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan
Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya :
Beliau shalat empat raka'at jangan tanya baik dan panjangnya, kemudian shalat lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan panjangnya, kemudian shalat tiga
raka’at. ( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya )

18. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang ringan,
kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir. ( H.R : Muslim )

19. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : Ada seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam ? Maka
Rasulullah r. menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at. ( H.R : Jama'ah)

20. Dari Aisyah ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw shalat di masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau ( bermakmum di belakang ), lalu
beliau shalat pada malam kedua dan para sahabat bermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka
berkumpul, maka Rasulullah saw tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda : Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang
menghalangi aku untuk keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan aku khawatir shalat malam ini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadhan. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

21. Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. shalat witir dengan membaca : Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal kafirun)
dan (Qulhu wallahu ahad ). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )

22. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah saw. telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : ( artinya ) Ya
Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri
kesehatan yang sempurna, pimpinlah aku beserta orang yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang
telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan atas Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

23. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda :Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. ( H.R :
Jama'ah )

24. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir. (H.R : Muslim )

25. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka
Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, ( ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam
ganjil. ( H.R : Muslim )

26. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )

27. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan
oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

28. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat
i'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )

29. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll...) ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

30. Allah ta'ala berfirman : ( artinya ) Janganlah kalian mencampuri mereka( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati...( Al-Baqarah : 187 )

31. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku
dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji , jangan
berteriak-teriak ( pertengkaran ), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan : " sesungguhnya saya sedang puasa" . Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang puasa itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena puasanya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

32. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan
kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima ) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya
Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.

33. Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar yang sering di panggil Ummu Sinan : Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji
bersama kami ? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya ) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain di pakai untuk memberi minum anak-anak kami. Nabi pun bersabda lagi : Umrah di bulan Ramadhan sama dengan mengerjakan haji atau haji bersamaku. ( H.R :Muslim)

34. Rasulullah sw. bersabda : Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji. ( H.R : Muslim)

KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab sbb :

1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil: 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :
1. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. ( dalil: 2,3 dan 4 )
2. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
3. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil: 5 )

2. Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 ) Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur
karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an ( dalil : 13 )

4. Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir( 20 hb. sampai akhir
Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara shalat Tarawih adalah :
1. Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
2. Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 )
3. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18)
4. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
5. Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat
beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan 26 )

6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27 )
Cara i'tikaf :
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
c. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30)

7. Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )

8. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32 )

Maraji’ (Daftar Pustaka):

1. Al-Qur’anul Kariem
2. Tafsir Aththabariy.
3. Tafsir Ibnu Katsier.
4. Irwaa-Ul Ghaliel, Nashiruddin Al-Albani.
5. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq.
6. Tamaamul Minnah, Nashiruddin Al-Albani.

http://www.sabah.org.my/solat/artikel/puasa/panduan_puasa_ramadhan.htm
Kembali Ke Menu Utama

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Kedokteran














Disusun Oleh :
Fendhi Bagus Sapotro
052150483









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2008
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah kami yang berjudul “Sistem Reproduksi Pada Manusia”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen Fisika Kedokteran Ibu Nur Azizah yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang reproduksi, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah kami jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang dapat membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Purworejo, 22 Desember 2008
Penyusun







Daftar Isi


Halaman
Judul ..........................................................................................................................1
Kata Pengantar ………………………………….……………………………..…...2
Daftar Isi ……………………………….…………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN ……….…………………….………………………......4
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................5
A. Alat-alat Reproduksi pada Laki-laki ..........................................................5
B. Alat-alat Reproduksi pada Wanita .............................................................6
C. Pembentukan Sel Kelamin ……………………………………………….7
D. Ovulasi .......................................................................................................8
E. Fertilisasi / Proses Pembuahan ..................................................................9
F. Kehamilan ..................................................................................................9
G. Menstruasi .................................................................................................10
H. Penyakit pada Sistem Reproduksi .............................................................11
I. Tingkat Pertumbuhan Populasi .................................................................12

BAB III PENUTUP .................................................................................................13
Daftar Pustaka ……………………………………………………..……………....14











BAB I
PENDAHULUAN


Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi, bereproduksi bertuuan mempertahankan keberadaan jenisnya. Demikian manusia, proses reproduksi diatur oleh sistem reproduksi yang memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan.
Pria dan wanita memiliki sel benih khusus yanng disebut gamet. Pada pria disebut spermatozoa dan pada wanita, ovum. Gamet bersifat haploid, jadi memiliki 23 kromosom. Zigot memiliki 23 pasang kromosom, jadi diploid. Zigot bertumbuh dan berkembang di dalam rahim selama 40 minggu, sebelum dilahirkan. Jadi fungsi sistem reproduksi wanita adalah menghasilkan sel benih (ovum), dan bila telah dibuahi, membesarkannya sampai dilahirkan, kemudian menyusuinya sampai mampu berkembang dengan diet campuran.
Fungsi sistem reproduksi pria adalah menghasilkan sel benih pria (spermatozoa) dan meneruskannya ke wanita.














BAB I I
PEMBAHASAN


A. Alat-alat Reproduksi pada Laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari:
§ Sepasang testis
§ Saluran-saluran kelamin
§ Kelenjar-kelenjar tambahan
§ Penis




1) Testis : kelenjar kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron.
2) Saluran kelamin
§ Vasa eferentia : menampung sperma
§ Epididimis : mengabsorpsi sperma hingga kental dan menyimpan sperma sementara (3 minggu)
§ Vasdeferens : saluran penghubung epididimis dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi
§ Uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine.
3) Kelenjar tambahan
§ Vesika seminalis
Merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum
§ Semen (mani)
Semen (mani) adalah cairan yang terdiri dari sperma dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar
§ Kelenjar prostat
Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu.
Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif
§ Kelenjar cowperi (bulbouretralis) : Penghasil cairan pelicin
4) Penis
Merupakan alat kelamin luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.Sistem reproduksi laki-laki berhubungan erat dengan sistek ekskresi urineria
Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.


B. Alat-alat Reproduksi pada Wanita
Alat reproduksi pada wanita berupa :
§ Sepasang ovarium
§ Oviduk (tuba fallopii)
§ Uterus
§ Vagina
§ Organ kelamin bagian luar

Ovarium (indung telur)
Merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan progesteron.

Oviduk/tuba Fallopii (saluran telur)
Berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya.

Uterus (rahim)
Tempat berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga 500 kali.
Vagina
Tempat penis pada saat kopulasi dan sebagai jalan keluar bayi pada proses kelahiran.
Organ kelamin luar
§ klitoris/klentit : struktur yang sama dengan penis
§ Vulva : terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan labium minor (bibir kecil)
§ Lubang saluran kencing
§ Lubang vagina: bagian terluar vagina
§ Fundus : bagian lipat paha


C. Pembentukan Sel Kelamin
1. Pembentukan Sperma (spermatogenesis)
Terjadi di dalam testis, bersifat diploid dan selalu membelah diri secara metosis sehingga berjumlah banyak. Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer dan terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis sekunder dan spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi spermatid yang berdiferensiasi menjadi sperma. Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonium.









2. Pembentukan Ovum (oogenesis)
Terjadi di dalam ovarium. Oogonium bersifat diploid, membelah diri secara mitosis sehingga berjumlah banyak. Oogonium berkembang menjadi oosit primer dan membelah diri secara meiosis menjadi oosit sekunder dan badan kutub pertama. Oosit sekunder mengandung kuning telur dan sitoplasma, badan kutub pertama merupakan inti sel yang kemudian membelah diri menjadi dua. Oosit sekunder membelah diri secara meiosis menjadi otid dan badan kutub ke dua, berkembang menjadi ovum yang haploid dan setiap oosit primer menghasilkan satu ovum.











D. Ovulasi
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium. Ovum akan bergerak ke rahim, bersamaan dengan proses ini, didnding rahim menjadi tebal seperti spon penuh dengan pembuluh darah yang siap menerima zigot







E. Fertilisasi / Proses Pembuahan









Fertilisasi adalh proses peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang, sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim.


F. Kehamilan
§ Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya
§ Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh dengan pembuluh darah siap menerima zigot
§ Zigot menempel pada dinding rahim untuk berkembang
§ Zigot berubah menjadi embrio
§ Terbentuk plasenta dan tali pusat sebagai penghubung antara embrio dengan ibunya.
§ Embrio dikelilingi cairan amnion untuk melindungi dari bahaya benturan
§ Usia 4 minggu, embrio mulai membentuk mata, tangan dan kaki
§ Usia 6 minggu,embrio berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki beserta jari-jarinya mulai terbentuk
§ Usia 8 minggu, embrio sudah memiliki organ lengkap. Embrio berubah menjadi janin (fetus)
§ Setelah usia kehamilan mencapai kira-kira 9 bulan 10 hari, bayi siap dilahirkan.


















G. Menstruasi
Bila ovum tiadak dibuahi, dinding rahim yang telah menebal dan penuh dengan pembuluh darah, akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-sama dengan ovum, jaringan tersebut dikeluarkan melalui vagina dalam proses menstruasi (haid).






H. Penyakit pada Sistem Reproduksi
1) Gonorhea (kencing nanah)
Penyebab : bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan melalui hubungan seksual.
Akibat : radang pada organ reproduksi yang menyebabkan kemandulan, mata, persendian dan selaput otak pada bayi
Tanda dan gejala : terdapat nanah pada ujung saluran kencing dan terasa panas (terbakar) saat buang air kecil.
2) Sifilis
Penyebab : bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan seksual
Akibat : kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang hati, susunan syaraf dan otak
3) Herpes genital
Penyebab : virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan melalui hubungan seksual
Akibat : gangguan pada organ reproduksi, kulit dan menyebabkan kanker rahim
4) Keputihan (fluor albus)
Penyebab : parasit seperti jamur Candida albicans, protozoa Trichomonas vaginalis, bakteri dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat, sering ditemukan pada wanita hamil dan penderita diabetes melitus
Akibat : gangguan pada organ reproduksi wanita
5) Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Penyebab : virus HIV (Human Immunodedeficiency Virus)
Akibat : hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap penyakit karena virus ini menyerang sel-sel darah putih
Penyebaran : kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS. Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih tergantung daya tahan tubuh.



I. Tingkat Pertumbuhan Populasi
Tingkat pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh: natalitas, mortalitas, emigrasi dan imigrasi.

P = ( l – m ) + ( i – e )

P = Pertumbuhan populasi
l = laju kelahiran
m = laju kematian
i = jumlah imigrasi
e = jumlah emigrasi






















BAB III
PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari tentunya makalah jauh dari sempurna, maka dari itu mohon saran dan kritik yang dapat membangun dari pembaca. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

























DAFTAR PUSTAKA


Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan
http//www.Google.com ‘Sistem Reproduksi Pada Manusia’
dr. Fitranto Arjadi M.Kes, Anatomi Sistem Reproduksi

Teori Reproduksi Manusia dalam Al Quran

[teori Reproduksi Manusia dalam Al Quran
Seorang ahli embriologi dari Amerika, kagum bahwa Al Quran memuat masalah pertumbuhan janin jauh sebelum ilmu pengetahuan menemukannya. Itulah yang membuatnya kemudian memilih menjadi seorang muslim. Ketika Dr. Keith L. Moore, ahli embriologi terkenal dari Amerika membaca suatu tulisan bahwa dalam Al Quran, memuat ihwal pertumbuhan janin dari masa pembuahan hingga lahir, ia memang sulit percaya. Sebab, menurutnya, pengetahuan embriologi baru dikenal belakangan, terutama sejak diketemukannya mikroskop dan piranti-piranti canggih ilmu kedokteran modern lainnya. Tapi ketika doktor dari Toronto, Kanada, itu kemudian membaca dan mempelajarinya apa yang ia herankan dari Al Quran, ia berbalik terkagum-kagum. Benar, dalam Al Quran, diakuinya memuat ayat-ayat yang berbicara tentang embriologi secara lengkap dan tuntas.
"Apa yang tercantum dalam Al Quran itu sungguh tidak mungkin terjangkau oleh pengetahuan medis pada abad ketujuh Masehi. Ini suatu mukjizat," katanya. Berdasarkan itulah, antara lain, membuat Dr. Keith L. Moore kemudian memutuskan untuk menganut agama Islam, menjadi seorang muslim.
Kini Dr. Keith L. Moore ikut aktif menangani publikasi Perhimpunan Medika Islam Amerika Utara, Downers Grove, Illinois, USA. Ia adalah seorang ahli embriologi dari Toronto, Kanada. Pada ulang tahun ke-18 Perhimpunan Medika Islam di Niagara Falls, New York, muallaf yang relatif belum lama menjadi muslim itu mengatakan bahwa referensi tentang perkembangan dan reproduksi manusia tersebar di berbagai ayat Al Quran. Sejalan dengan perjalanan ilmu pengetahuan yang merayap terlalu lambat, arti ayat-ayat tersebut baru bisa ditafsirkan semestinya pada masa-masa belakangan.
Dimulai dari surah ke-39 ayat 6, keyakinan Dr. Keith L. Moore itu berdasarkan tempat pijaknya dengan kokoh. Ayat itu berbunyi : "Dia menciptakan kamu dari satu makhluk lalu dijadikan-Nya dari makhluk itu pasangannya. (Dan Dia menurunkan untukmu delapan pasang binatang ternak). Dia membentuk kamu dalam perut ibu-ibumu melalui tahap-tahap penciptaan dalam tiga lipat kegelapan (kegelapan dalam perut, dalam rahim, dan dalam selaput yang menutupi janin). Itulah Allah, Tuhanmu, yang memiliki kekuasaan, tiada tuhan selain Dia. Jadi mengapakah kamu berpaling?"
Diteruskan dengan menelusuri surah ke-23 ayat 13 dan 14, "Kemudian Kami tempatkan dia sebagai 'nutfah' (setitik bibit dari mani) dalam 'makin' (tempat penyimpanan yang kuat). Lalu 'nutfah' itu Kami bentuk menjadi 'alaqah' (sebentuk lintah yang melekat), lalu 'alaqah' itu Kami bentuk menjadi 'mudlghah' (daging yang digulung-gulung), dan 'mudlghah' itu Kami bentuk menjadi 'idham' (tulang belulang), lalu 'idham' itu Kami bungkus dengan 'lahm' (daging yang utuh). Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
Berikutnya, Dr. Keith L. Moore membacakan surah ke-22 ayat 5. Di sana Allah berfirman, "Wahai manusia, jika kamu ragu-ragu mengenai Hari Kebangkitan (dari kubur), ingatlah bahwasanya Kami telah membentuk kamu dari Thurab (tanah), kemudian dari Nutfah (setitik sperma), kemudian dari alaqah (sebentuk lintah yang melekat), kemudian dari mudlghah (daging yang digulung-gulung) yang mukhallaq (seimbang proporsinya) dan ghairi mukhallaq (yang kurang seimbang proporsinya), agar Kami jelaskan kepada kamu. Lantas Kami mukimkan di dalam rahim sesuai kehendak Kami hingga waktu yang telah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, yang berangsur-angsur mencapai kedewasaan. Ada yang mati muda di antara kamu, ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga ia tidak tahu apa-apa lagi terhadap semua yang pernah diketahuinya. Bukankah kamu lihat bumi ini kering, tetapi bila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi ini dengan subur, serta menumbuhkan berbagai tanaman yang indah-indah dari tiap pasangannya."
Menurut Dr. Moore, illustrasi tentang fetus (embrio yang telah berkembang) di dalam uterus (peranakan), baru muncul pertama kali pada abad 15 M, oleh Leonardo da Vinci. Memang pada abad kedua, Galen pernah menggambarkan tentang plasenta dan selaput-selaput janin dalam buku, "On the Formation of the Foetus", namun jauh berbeda dengan yang diuraikan pada abad ketujuh Masehi. Dan kala itu, para ahli kedokteran telah mengetahui bahwa embrio manusia berkembang di dalam uterus. Tetapi tidak seorangpun mengetahui bahwa perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap. Malah pada abad kelima belas pun belum didiskusikan, apalagi digambarkan. Setelah mikroskop ditemukan oleh Leeuwenhook pada abad keenam belas, barulah uraian tentang tahap-tahap permulaan embrio ayam mulai diselidiki para ahli.
Pengetahuan mengenai pentahapan embrio manusia tidak terbayangkan hingga abad 20 ketika Streeter (1941) dan O'Rahilly (1972) mengembangkan sistem pentahapan yang pertama kali. Lebih-lebih, tentang tiga lipat kegelapan, yang ternyata dimaksudkan kepada tiga pelapisan. Yaitu dalam lapisan dinding perut, dinding rahim, dan selaput janin (zat-zat placenta, membrane, dan cairan aminotik).
Dari pengertian etimologis, sebenarnya "alaqah" yang biasanya diterjemahkan dengan segumpal darah lebih memberat kepada pengisap darah, yaitu lintah. Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika embrio berada pada tahap ini (7-24 hari) selain seperti lintah menggelantung di kulit, baik keadaannya yang seolah menggelantung di dinding uterus, maupun sumber hidupnya. Sebagaimana sumber makanan lintah dari darah manusia yang ditempelinya. Begitu pula janin. Sumber makanannya adalah dari darah sang ibu. Ajaibnya, jika janin dalam tahap ini diperbesar menggunakan mikroskop, bentuknya memang betul-betul menyerupai lintah.
Mengingat pada abad ke-7 itu belum ada mikroskop ataupun lensa pembesar, maka pengetahuan tentang embrio manusia yang mirip lintah itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dan siapa lagi, kalau bukan dari Allah?
--------------------------------------------------------------------------------
Adalah tidak mudah untuk mendapatkan ide reproduksi dalam Quran. Kesulitan pertama adalah ayat-ayat yang mengenai soal ini tersebar di seluruh Quran seperti yang kita lihat dalam soal-soal lain. Tetapi soal ini tidak merupakan kesulitan besar. Yang dapat menyesatkan seorang penyelidik adalah soal arti kata (vocabulary).
Pada waktu sekarang terdapat terjemahan-terjemahan dan tafsiran tentang beberapa ayat yang memberi gambaran salah tentang wahyu Quran mengenai hal-hal ilmiah. Kebanyakan terjemahan Quran menyebutkan pembentukan manusia mulai dengan "segumpal darah" dan adherence (rangkaian). Penjelasan semacam itu sangat tak dapat diterima oleh seorang spesialis. Manusia bukan begitu asal mulanya. Dalam ayat-ayat yang membicarakan menetapnya telur dalam uterus (rahim) wanita, kita akan melihat kesalahan ahli-ahli keislaman yang tidak mengetahui soal-soal ilmiah.
Keadaan semacam itu meyakinkan kita akan pentingnya perpaduan antara pengetahuan bahasa dan pengetahuan ilmiah agar dapat mengerti makna ayat Quran yang membicarakan reproduksi.
Quran menandaskan transformasi terus-menerus yang dialami oleh embrio dalam uterus (rahim) si ibu.
QS. 82 ayat 6-7 :"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah membentuk kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang."
QS. 71 ayat 13-14 :"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah membentuk kamu dalam beberapa tingkatan kejadian."
Di samping pernyataan yang sangat umum, teks Quran menarik perhatian kita mengenai soal-soal teks reproduksi, yang dapat kita kelompokkan sebagai berikut :
Setitik cairan yang menyebabkan terjadinya pembuahan (fecondation).
Kompleksitas cairan pembuah.
Penanaman (nidasi) telur yang dibuahi dalam rahim.
Perkembangan (evolusi) embrio.
Setitik Cairan Yang Menyebabkan Terjadinya Pembuahan (fecondation)QS. 16 ayat 4 :"Dia telah membentuk manusia dari nuthfah (sejumlah kecil bagian sesuatu)."
Kata (bahasa Arab) "nuthfah" ditemukan sebelas kali dalam Quran. Kata nuthfah diterjemahkan di sini sebagai "sejumlah amat kecil" bahagian dari total volume suatu zat. Barangkali hal ini bukanlah penerjemahan yang paling ideal. Tetapi tampaknya tak ada satu kata dalam bahasa Indonesia pun yang bisa sepenuhnya menangkap makna penuhnya dari kata tersebut. Kata tersebut berasal dari kata kerja bahasa Arab yang berarti "jatuh bertitik atau menetes", yang berasal dari akar kata yang berarti : mengalir. Arti utamanya merujuk kepada jejak cairan yang tertinggal di dasar suatu ember setelah ember tersebut dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan disini berarti setitik cairan sperma, karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setitik itu adalah setitik sperma. Kata bahasa Arab 'Maniy' berarti sperma.
QS. 75 ayat 37 :"Bukankah manusia dahulu merupakan nuthfah (sejumlah kecil bagian) dari maniy (sperma) yang ditumpahkan."
Dengan kata lain penunjukan nuthfah berarti hanya sebahagian kecil (setitik) saja dari total volume cairan mani (sperma) tersebut yang dibutuhkan dalam proses pembentukan manusia. Jadi Quran telah menyampaikan gagasan bahwa kemampuan sperma untuk membuahi tidak bergantung pada besarnya volume cairan yang disemburkan. Dan gagasan tersebut terbukti benar dengan ditemukannya kemaujudan spermatozoa di awal abad ke-17, yang mana identitas unsur pembuah ini diukur hanya dalam satuan-satuan perseribu milimeter.
Proses reproduksi manusia berlangsung dalam suatu rangkaian yang dimulai dengan pembuahan di dalam tabung Falopia (pembuluh lembut yang menghubungkan rahim dengan daerah indung telur). Suatu sel telur yang telah memisahkan dirinya dari indungnya di tengah perjalanan (melalui siklus menstrual), dibuahi oleh suatu sel yang berasal dari pria, yaitu spermatozoa. Dari berpuluh-puluh juta spermatozoa yang terkandung dalam satu sentimeter kubik sperma, hanya dibutuhkan satu spermatozoa saja untuk menjamin terjadinya pembuahan. Dengan kata lain proses ini sesuai dengan gagasan Quran bahwa hanya sejumlah sangat kecil dari cairan sperma yang berperan dalam proses pembuahan.
Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setitik sperma itu ditaruh di tempat yang tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin.
QS. 23 ayat 13 :"Kemudian Kami jadikan nutfah (setitik sperma) itu (disimpan) dalam 'makin' (tempat yang kokoh/ rahim)."
Perlu ditambahkan di sini bahwa kata sifat "makin" tak dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut menunjukkan tempat yang terhormat, tinggi, dan kokoh. Bagaimanapun maksudnya adalah tempat membesarnya manusia dalam organisme ibu.
Spermatozoa mengandung pita DNA, hal ini pada gilirannya membentuk kendaraan bagi gen-gen dari sang ayah untuk bersatu dengan gen-gen dari sang ibu untuk membentuk warisan genetik bagi calon manusia. Gen-gen yang terkandung di dalam sel reproduksi pria, akan bergabung dengan gen-gen sel reproduksi wanita, membentuk faktor-faktor yang akan menentukan berbagai kekhasan calon manusia itu.
Saat penyusutan kromatik berlangsung, spermatozoa itu membawa gen-gen yang mengandung faktor-faktor yang menentukan apakah calon manusia itu akan berjenis kelamin laki-laki (hemicromosom Y), atau wanita (hemicromosom X). Jika satu spermatozoa yang benar-benar berhasil membuahinya, mengandung hemicromosom Y, maka calon anak tersebut akan menjadi anak laki-laki. Jika spermatozoa yang menembus sel telur mengandung hemicromosom X, maka calon anak tersebut akan menjadi anak perempuan.
Oleh karena itu jenis kelamin seseorang, secara genetik, ditentukan pada saat terjadi pembuahan. Al Quran mengandung pernyataan mengenai masalah tersebut sebagaimana berikut :
QS. 80 ayat 19 :"Dari nutfah (setitik bagian), (Tuhan) khalaqa (membentuknya dalam proporsi yang tepat), lalu faqoddaroh (menentukannya)."
Kata "khalaqa" yang biasanya diterjemahkan dengan kata kerja "menciptakan", lebih tepat kalau diterjemahkan (sesuai arti aslinya) yaitu "membentuk dengan proporsi yang sesuai." Kita tentu mesti mengakui bahwa dalam hal ini ditemukan kesesuaian yang mencengangkan antara pernyataan-pernyataan dalam Quran dengan fakta-fakta ilmiah di atas, juga fakta bahwa warisan genetik yang diterima dari ayahlah yang menentukan jenis kelamin seseorang.
Kompleksitas Cairan PembuahQS. 76 ayat 2 :"Sungguh Kami telah membentuk manusia dari nuthfah (setitik sperma) amsyaj (cairan yang bercampur)."
Istilah 'cairan-cairan yang bercampur' berkaitan dengan kata Arab "Amsyaj". 'Cairan-cairan yang bercampur' yang dirujuk oleh Al Quran hanya khas bagi cairan sperma yang kompleks. Seperti kita ketahui, cairan ini terdiri atas keluaran-keluaran getah dari kelenjar-kelenjar berikut ini :
Testis (buah pelir); pengeluaran kelenjar kelamin lelaki yang mengandung spermatozoa yakni sel panjang yang berekor dan berenang dalam cairan serolite.
Kantong-kantong benih (besicules seminates); organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa, tempatnya dekat prostrat; organ ini juga mengeluarkan cairan tetapi sifatnya tidak membuahi. Prostrat, mengeluarkan cairan yang memberi sifat krem serta bau khusus kepada sperma.
Kelenjar-kelenjar yang melekat pada saluran kencing. Kelenjar Cooper atau Mery mengeluarkan cairan yang melekat, dan kelenjar Lettre mengeluarkan semacam lendir.
Itulah unsur-unsur campuran yang disebut dalam Quran.
Cairan benih dan spermatozoa diproduksi oleh buah pelir dan untuk waktu tertentu disimpan di dalam suatu sistem saluran dan tandon. Ketika terjadi kontak seksual, spermatozoa itu berpindah dari tempat penyimpanannya ke saluran kencing, dan di tengah jalan, cairan tersebut diperkaya dengan keluaran-keluaran getah lebih lanjut. Keluaran-keluaran getah ini yang meskipun tidak mengandung unsur-unsur pembuah, akan memberikan suatu pengaruh besar atas pembuahan tersebut dengan membantu sperma untuk sampai ke tempat sel telur wanita yang akan dibuahi. Dengan demikian, cairan sperma itu merupakan suatu campuran : ia mengandung cairan benih dan berbagai keluaran getah tambahan.
Al Quran masih menyebut hal-hal lain. Ia juga menjelaskan kepada kita bahwa unsur pembuah pria berasal dari cairan sperma yang bersifat hina.
QS. 32 ayat 8 :"(Tuhan) menjadikan keturunannya (manusia) dari sulalat (saripati) maa' (cairan) yang mahin (hina)"
Kata sifat 'yang hina' (mahin di dalam bahasa Arab) mesti diterapkan tidak saja pada sifat cairan itu sendiri melainkan juga pada fakta bahwa ia disemprotkan melalui saluran kencing.
Mengenai kata 'saripati' atau suatu komponen bagian dari komponen yang lain, kita sekali lagi bertemu dengan kata Arab "sulalat", yang pernah dibahas dalam tulisan saya terdahulu "Teori Evolusi dalam Quran". Hal ini menunjuk pada 'sesuatu bahan yang diambil dari bahan lain', dan merupakan 'bagian terbaik dari bahan itu. Bagaimanapun cara menterjemahkannya, maksudnya adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan bahan tersebut. Konsep yang diungkapkan disini, tidak bisa tidak, membuat kita berpikir tentang spermatozoa.
Yang menyebabkan pembuahan telor atau memungkinkan reproduksi adalah sebuah sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada beberapa juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat masuk dalam telor wanita (ovule). Sebagian besar sisa lainnya tetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telor (ovule) di dalam rongga rahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagian sangat kecil daripada cairan yang menunjukkan aktivitas sangat kompleks.
Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Quran dengan pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang.
Penanaman (nidasi) Telur Yang Dibuahi dalam RahimTelor yang sudah dibuahkan dalam "Trompe" turun bersarang di dalam rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan "bersarangnya Telur". Quran menamakan uterus tempat telor dibuahkan itu Rahim (kata jamaknya Arham).
QS. 22 ayat 5 :"Dan Kami tetapkan dalam 'arham' (rahim) apa yang kamu kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan."
Begitu sel telur dibuahi, ia turun ke rahim melalui tabung Falopia; bahkan pada saat ia turun itulah, ia telah mulai terpecah. Kemudian 'menanamkan' dirinya dengan menyusup ke dalam ketebalan atau kekentalan lendir dan otot-otot, begitu tembuni terbentuk. Menetapnya telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya jonjot (villi) yakni perpanjangan telor yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang perlu bagi membesarnya telor, sebagaimana akar tumbuhan masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telor dalam rahim. Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman modern.
Penanaman sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim disebutkan dalam banyak ayat Al Quran. Kata Arab yang digunakan dalam konteks ini adalah 'alaq', yang arti tepatnya adalah 'sebentuk lintah yang menggantung / melekat' sebagaimana dalam ayat berikut ini :
QS. 75 ayat 37-38 :"Bukankah (manusia) dahulu merupakan nuthfah (setitik bagian) dari mani (sperma) yang ditumpahkan? Kemudian ia menjadi alaqah (sebentuk lintah yang menggantung); lalu Allah membentuknya (dalam ukuran yang tepat dan selaras) dan menyempurnakannya."
Merupakan suatu fakta yang kuat bahwa sel telur yang dibuahi tertanam dalam lendir rahim kira-kira pada hari keenam setelah pembuahan mengikutinya dan secara anatomis sungguh telur tersebut bentuknya benar-benar menyerupai lintah yang menggantung / melekat.
Gagasan tentang 'kebergantungan' mengungkapkan arti asli kata dalam bahasa Arab 'alaq. Salah satu turunan dari kata tersebut adalah 'segumpal darah', suatu penafsiran yang masih kita temukan sekarang dalam terjemahan-terjemahan Al Quran. Hal ini sepenuhnya merupakan terjemahan yang tidak tepat dari pengulas-pengulas zaman dahulu yang melakukan penafsiran menurut arti turunan kata tersebut. Karena kurangnya pengetahuan pada waktu itu, maka mereka tak pernah menyadari bahwa arti asli kata tersebut yang berarti 'sebentuk lintah yang menggantung / melekat' sudah sepenuhnya memadai. Di samping itu, dalam ayat-ayat yang mengandung pengetahuan modern, ada satu kaidah umum yang terbukti tak pernah salah, yaitu bahwa makna paling tua dari suatu kata selalu merupakan arti yang dengan jelas menunjukkan kesetaraannya dengan penemuan-penemuan ilmiah, sedang arti turunan-turunannya secara berubah-ubah membawa kepada pernyataan-pernyataan yang tidak tepat atau malah sama sekali tak punya arti.
Evolusi Embrio Di Dalam RahimSegera setelah berevolusi melampaui tahap yang dicirikan di dalam Al Quran oleh kata sederhana alaqah, embrio menurut Al Quran, melewati satu tahap selanjutnya yang di dalamnya secara harfiah tampak seperti daging yang digulung-gulung (mirip daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi dengan daging (yang segar).
Sebagaimana kita ketahui ia terus tampak demikian sampai kira-kira hari kedua puluh ketika ia mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia. Jaringan-jaringan tulang dan tulang-belulang mulai tampak dalam embrio itu yang secara berturutan diliputi oleh otot-otot. Gagasan ini diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut :
QS. 23 ayat 14 :"Kemudian 'nutfah' (setitik bahan dari mani) itu Kami bentuk menjadi 'alaqah' (sebentuk lintah yang menggantung), lalu 'alaqah' itu Kami bentuk menjadi 'mudlghah' (daging yang digulung-gulung), dan 'mudlghah' itu Kami bentuk menjadi 'idham' (tulang belulang), lalu 'idham' itu Kami bungkus dengan 'lahm' (daging yang utuh). Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
Dua tipe daging yang diberi dua nama yang berbeda di dalam Al Quran, yang pertama 'daging yang digulung-gulung / dikunyah' disebut sebagai 'mudlghah', sedang yang kedua 'daging yang sudah utuh / segar' ditunjukkan oleh kata 'lahm' yang memang menguraikan secara amat tepat bagaimana rupa otot itu. Jadi dari bentuk "mudlghah", lalu berkembanglah sistem tulang (mesenhyme). Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot, inilah yang dimaksudkan dengan "lahm".
QS. 22 ayat 5 :"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) bahwasanya Kami telah membentuk kamu dari Thurab (tanah), kemudian dari Nutfah (setitik sperma), kemudian dari alaqah (sebentuk lintah yang melekat), kemudian dari mudlghah (daging yang digulung-gulung) yang mukhallaq (seimbang proporsinya) dan ghairi mukhallaq (yang kurang seimbang proporsinya), agar Kami jelaskan kepada kamu."
Arti kata bahasa Arab "mukhallaq" berarti "dibentuk dengan proporsi seimbang", sedang lawan katanya adalah "ghairi mukhallaq". Dalam perkembangan embrio, yang sebelumnya tampak telanjang sebagai suatu kelemit daging yang tidak memiliki bagian-bagaian yang bisa dibedakan, kemudian berkembang secara bertahap hingga mencapai satu bentuk manusia. Dan selama tahap-tahap ini ada bagian-bagian yang seimbang, namun ada pula bagian-bagian tertentu lainnya yang muncul tidak seimbang proporsinya : seperti kepala agak lebih besar volumenya dibanding bagian-bagian tubuh lainnya. Namun akhirnya hal ini akan menyusut, sedang struktur penopang hidup dasar membentuk kerangka yang dikelilingi otot-otot, sistem syaraf, sistem peredar, isi perut (bagian dalam tubuh) dan sebagainya.
Al Quran juga menyebutkan munculnya indra-indra dan bagian-bagian dalam tubuh.
QS. 32 ayat 9 :"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi sedikit sekali kamu bersyukur."
Quran juga menyebutkan terbentuknya seks (ciri kelamin) :
QS. 53 ayat 45-46 :"Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari nutfah (setitik mani) yang dipancarkan / ditumpahkan."
PenutupDalam konteks ini teks Al Quran dan data embriologi modern secara sangat mencengangkan ternyata sama. Semua pernyataan ini sesuai dengan fakta-fakta kuat masa kini. Tetapi bagaimana orang-orang yang hidup pada masa Muhammad dapat mengetahui berbagai rinci embriologi ? Karena data ini belum ditemukan sampai 1400 tahun setelah wahyu Al Quran diturunkan, maka jelas membuktikan Quran benar-benar wahyu otentik dari Allah Swt.
Setelah apa yang saya (RABA) sampaikan dalam tulisan ini, silakan tuan-tuan yang pro atheis atau agnostik berpikir ulang kembali tentang posisi anda yang selalu anda bangga-banggakan itu. Bukankah keterangan dalam tulisan ini sudah jelas menunjukkan sebahagian tanda-tanda kebenaran dari kitab suci Al Quran yang sering anda cemoohkan itu. Saya hanya bisa mendoakan agar anda segera diberi hidayah oleh Allah Swt.
QS. 16 ayat 4 :"(Tuhan) telah membentuk manusia dari nuthfah, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata?"
Wassalam,